Rabu, 21 Oktober 2015

Pengolahan Hasil Produksi Lebah

I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tujuan utama bertenak lebah madu adalah untuk memperoleh madu. Madu adalah bahan manis nomor satu bagi manusia dan karena itulah manusia zaman dulu tertarik akan sarang lebah. Istilah memburu madu lebah liar masih sering terdengar hingga kini, hampir diseluruh nusantara kita. Surplus madu dapat dipanen dari sarang lebah, tetapi sebagian harus ditinggalkan bagi lebah. Sewaktu musim hujan panjang atau nectar bunga jarang, lebah akan membutuhkan persediaan madu.
            Pemanenan dimulai dari penyingkiran tutup sel-sel sarang yang mengandung sekitar sepertiga madu dari sisiran. Tutup sel-sel sarang yang disingkirkan harus ditemukan kembali madu dan dalam proses pemanenan tersebut harus tanpa merusak aroma dan warna, serta lilin sarang harus diperoleh kembali. Ada empat cara untuk mengeluarkan madu dari tutup sel-sel sarang yakni mencairkan dan mengapungkan (melting and flotation), menapis (draining), memusing (spinning) atau memeras (squeezing).
            Pencairan (pelelehan) adalah alat yang terbanyak digunakan, namun agak lama menghilangkannya. Tutup sel-sel dilelehkan dan madu serta lilin yang luluh membentuk lapisan dan disedot. Pengoprasian pelelehan yang tidak tepat dapat merusak madu oleh panas yang tinggi.
            Menapis (draining) adalah cara paling sederhana untuk menangani tutup sel-sel dalam jumlah kecil  namun cara ini tidak cocok bagi usaha besar. Tutup sel-sel ditaruh dalam wadah atau kantong berlobang-lobang dan dibiarkan tersaring. Lilinya kemudian harus dilelehkan selanjutnya diproses.
            Berdasarkan asal cairan yang diambil oleh lebah madu terdapat tiga (3) macam jenis madu, yaitu :
  1. Madu nectar
  2. Madu embun ( Honey dew)
  3. Madu tiruan (Artificial honey)
Madu nectar berasal dari nectar. Nectar dipecah oleh enzim-enzim menjadi gula alami. Di dalam sel sarang nectar akan diangini (fanned) dan diuapkan. Untuk mempercepat evaporasi, lebah menggunakan lidahnya untuk menyebarkan nectar sampai mirip dengan selaput tipis sehingga permukaannya lebih luas. Hasil akhir dari proses yang berlangsung secara naluriah ini adalah madu.
      Honey dew, beberapa jenis insekta dari ordo Rynchota (Homoptera) mempunyai bagian-bagian mulut yang telah beradaptasi untuk menusuk atau menembus jaringan-jaringan tanaman dan mengalirkan kelenjar ludah yang mengandung enzim-enzim ke luka yang tertusuk. Insekta-insekta ini menyedot cairan tanaman ke dalam sebuah kantong khusus dengan bantuan tekanan dari tumbuhan itu sendiri dan daya hisap dari suatu sistem pompa aktif dalam tubuh insekta. Karbohidrat cairan tumbuhan akan diubah oleh enzim-enzim air ludah dan senyawa-senyawa pengandung nitrogen dan oleh mikroorganisme. Hasil akhir diseksresikan dalam bentuk cairan yang disebut honey dew (embun madu). Produk dari lebah selain madu adalah malam (wax), polen, propolis, royal jeli, bibit lebah madu, apitoxin (bee venom), eraman larva

B.       Tujuan
      Tujuan praktikum ini adalah mengetahui pemanenan lebah dan produk-produk apa saja yang dihasilkan dari pemeliharaan lebah.

II.    MATERI DAN METODE
A.    Materi
Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum apikultur adalah topi penutup kepala dan muka, kamera, lup, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum apikultur adalah macam-macam hasil pengolahan produk lebah madu lokal.
B.Metode
1. Melihat dan mengamati tempat budidaya lebah.
2. Mencatat hasil produk lebah madu dan mendokumentasikan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
 
              Gambar 1. Madu                                        Gambar 2. Propolis

 
       Gambar 3. Malam lebah                              Gambar 4. Royal jelly


B.     Pembahasan
Pengamatan kami pada lebah milik Pak Yunus belum dapat mengahasilkan madu dikarenakan musim penghujan yang mengakibatkan jumlah nektar sedikit. Hanya propolis saja yang dihasilkan. Lebah madu menghasilkan madu yang dibuat dari nektar sewaktu musim tumbuhan berbunga. Sewaktu nectar dikumpulkan oleh lebah pekerja dari bunga, bahan tersebut masih mengandung air tinggi (80%) dan juga gula (sukrosa) tinggi. Setelah lebah mengubah nectar menjadi madu, kandungan air jadi rendah dan sukrosa diubah menjadi fruktosa (gula buah; levulosa) dan glukosa (dekstrosa).
Air disingkirkan melalui evaporasi. Lebah pekerja meminum madu dan memuntahkannya kembali sambil menambah enzim yang disebut enzim invertase. Madu yang telah matang mengandung rendah air (17%) dan tingginya gula fruktosa.
Ø  Asam dalam madu
Ciri rasa dan aroma madu sebagian disumbang oleh asam-asam yang dikandungnya, sumbangan lain adalah perlindungan terhadap mikroorganisme (pH madu 3,91). Paling sedikit ada 11 jenis asam yang diketahui terdapat dalam madu dan kemungkinan masih ada tambahan tujuh lagi terdapat dalam madu.
Keasaman madu ditentukan oleh disosiasi ion hydrogen dalam larutan air, namun sebagian besar juga oleh kandungan berbagai mineral (antara lain Ca, Na, K) dan madu yang kaya akan mineral pH-nya akan tinggi.
Ø  Warna madu
Zat penyebab warna madu sebagian besar belum diketahui, namu ada yang menduga terdiri dari fraksi yang larut air dan larut lemak. Madu berwarna cerah warna oleh zat larut air lebih sedikit dari tang larut lemak. Ada juga yang beranggapan dari berbagai senyawa polifenol, terutama pada madu  yang berwarna pekat. Oksidasi yang berlangsung dari zat-zat ini akan semakin menimbulkan warna. Warna yang timbul pada madu yang tersimpan lama disebabkan oleh kombinasi beberapa factor, misalnya gabungan tannat dan polifenol lain-lain dengan zat besi dari kemasan atau alat pengolah, reaksi dari gula tereduksi dengan senyawa mengandung nitrogen asam amino. Ketidakstabilan fruktosa dalam larutan asam. Madu cerah hampir tak mengandung tirosin dan triptofan sedang pada warna madu pekat sebaliknya.
Ø  Aroma madu
Rasa madu disebabkan oleh kandungan gula, asm glukonat dan prolin, pada hal madu dengan rasa spesifik tak terhitung banyaknya variasi penyebab rasa tersebut seperti oleh berbagai glukosida dan alkaloid yang khas bagi tumbuhan sumber nectar. Aroma mencolok pada madu berasal dari nectar jeruk sitrun disebabkan oleh methyl anthranilate (MA) yang mesti terdapat hanya sedikit sekali.
Ø  Vitamin dalam madu
Beberapa vitamin larut-air terdapat dalam madu antara lain B1 (tiamin), riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam pantotenat, niasin, dan asam askorbat, namun vitamin lain seperti biotin, asam folat, kholin dan asetil kholin terdapat juga dalam madu.
Royal jelly
Royal jelly berbentuk seperti cairan kental, cenderung seperti krim, yang berwarna putih susu, berbau tajam, dan memiliki rasa asam dan pahit. Yang membedakan royal jelly dengan produk perlebahan lainnya adalah karena royal jelly tidak dikumpulkan dari luar, melainkan merupakan hasil metabolisme tubuh lebah. Royal jelly berada di kelenjar hipofaring (di bagian kepala) lebah perawat. Royal jelly, atau susu lebah, merupakan bahan makanan seluruh larva yang ada di koloni lebah, baik larva lebah pekerja maupun larva ratu lebah. Tetapi, setelah dewasa, lebah pekerja berhenti memakan royal jelly, sedangkan ratu lebah tetap mengonsumsinya.
Secara genetik, telur ratu lebah identik dengan telur lebah betina lainnya. Tetapi lebah pekerja (betina) hanya mengonsumsi royal jelly selama tiga hari pada fase larva, sementara ratu lebah mengonsumsi royal jelly sepanjang hidupnya. Royal jelly membuat ratu lebah memiliki banyak keunggulan dibandingkan lebah betina lainnya, yaitu ratu lebah berusia 40 kali lebih lama dibanding lebah pekerja (4-6 tahun dibandingkan 5-6 minggu), dan dapat menghasilkan telur hingga 2,000 telur per harinya, sementara lebah betina yang lain tidak menghasilkan telur atau mandul.
Royal jelly memiliki sifat antioksidan. Secara fisik, royal jelly mudah rusak sehingga harus disimpan dalam keadaan beku atau dicampur dengan madu. Bila rusak, royal jelly akan kehilangan kandungan nutrisi pentingnya, seperti:
Ø  Protein dan asam amino yang merupakan komponen terbesar dalam royal jelly.
Ø  Asam lemak esensial. Asam lemak yang paling banyak terkandung dalam royal jelly adalah 10-HDA (trans-10-hydroxy-2-decenoic acid). Hingga kini belum ditemukan produk alami lain yang memiliki kandungan 10-HDA, tidak juga pada hasil lebah lainnya.
Ø  Vitamin B kompleks, seperti: B1, B2, B6, B12, biotin, asam folat dan inositol. Selain itu juga kaya akan kandungan vitamin B5 atau asam pantotenat, yang dikenal akan khasiatnya untuk mengurangi tingkat stress.
Ø  Asetilkolin
Ø  Enzim, seperti glukosa oksidase, fosfatase, dan kolinesterae.
Ø  Gula, seperti fruktosa dan glukosa.
Ø  Mineral, seperti: kalium, kalsium, natrium, zink, besi, cuprum, dan mangan.
Ø  Gamma globulin.
Ø  Gelatin.
Malam
Malam (Lilin lebah, Wax); Penggunaan malam tidak terbatas pada bidang industri lilin saja, tetapi dapat digunakan untuk industri antara lain kosmetik dan teknik.
Propolis
Propolis adalah bahan rekat atau dempul bersifat resin yang dikumpulkan oleh lebah pekerja dari kuncup, kulit, atau bagian lain dari tumbuhan. Dalam sarang digunakan untuk menutup celah, retakan, memperkecil lubang pintu masuk. Kandungan kimia dalam propoplis antara lain: zat aromatik, zat wangi, zat antibiotik, mineral. Dimanfaatkan sebagai obat, tapal gigi, luka usus, dll.
Apitoxin (bee venom)
Apitoxin adalah racun atau bisa lebah yang dihasilkan lebah madu (Apis mellifera, Apis cerana, Apis dorsata) dari jenis lebah pekerja. Apitoxin mengandung senyawa kimia antara lain: triptofan, kolin, gliserin, asam fosfat, asalm falmitat, asam lemak, apramin, peptida, enzim, hystamin dan mellitin. Kandungan tertinggi adalah protein 20% (Apis mellifera). Protein yang terutama adalah mellitin. Senyawa yang ada tergolong mirip dengan senyawa yang diproduksi oleh tubuh manusia, kecuali mellitin yang dihasilkan khusus oleh lebah yang memiliki aktivitas anti bakteri yang kuat dan tahan terhadap penisilin serta anti reumatik. Manfaat sengatan lebah untuk penyembuhan beberapa penyakit antara lain: reumatik, sakit kepala, salah urat, tekanan darah tinggi/rendah,dll. Kontra indikasinya adalah penyakit jantung dan TBC.

IV.             KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Koloni lebah pada tempat pengamatan belum dapat dipanen dikarenakan musim yang mengakibatkan berkurangnya nectar dan polen.
  2. Jenis produk yang dipanen adalah madu, propolis, malam, royal jelly, pollen, dan lain sebagainya.

 DAFTAR REFERENSI
Anonimous. 2010. http://www.ternak.lebah.com. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2010.
Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Siswowijoto, A. 1991. Bahan Kuliah Lebah Madu (Apis cerana L.). PAU Bidang Hayati ITB, Bandung.
Widhiono, I. 1997. Pengamatan Tingkah Laku Lebah Pekerja dalam Kondisi Tanpa Ratu. Laporan Penelitian, Unsoed, Purwokerto.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar