Rabu, 21 Oktober 2015

MENGENAL KASTA LEBAH MADU

MENGENAL KASTA LEBAH MADU




Oleh:
Rombongan   : II
Kelompok      : 2
Ahmad Nailul Basid  B1J007012
Sovia Dewi Indriati   B1J007030
Siti Solekha                B1J0071
Aditya Widzantoko   B1J0071
Elisabet R. R. B. H.   B1J008017





LAPORAN PRAKTIKUM APIKULTUR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2010


I.                   PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Lebah termasuk kelompok serangga bangsa atau ordo Hymenoptera (sayap selaput) yang membesarkan sayapnya dengan serbuk sari dan madu. Bangsa lebah beranggotakan 12.000 spesies. Selain suku Apidae yang hidup berkoloni, ragam jenis serangga umumnya hidup soliter. Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki beragam sebutan. Di Jawa disebut tawon gung dan gambreng, di Sumatera Barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut harinuan, di Kalimantan dan suku Belu (tetum terik) di Timor disebut wani dan di Tataran Sunda lebih dikenal dengan sebutan tawon odeng.
Klasifikasi lebah madu adalah sebagai berikut :
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Hymenoptera
Family             : Apidae
Genus              : Apis
Spesies            : Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis florea, Apis koschevnikovi, Apis laboriosa, Apis mellifera.
Lebah madu A. mellifera merupakan jenis lebah utama yang dibudidayakan hampir disemua negara termasuk Indonesia. Lebah ini banyak terdapat di Eropa seperti di Perancis Yunani, Spanyol, dan Yugoslavia. Di Negara-negara tersebut, lebah yang utama dibudidayakan yaitu A. mellifera (lebah hitam atau lebah coklat Eropa), A. mellifera ligustica (lebah kuning Italia), dan A. mellifera carnica (lebah kelabu karniola).
Lebah A. cerana merupakan lebah madu asli Asia yang menyebar mulai Afganistan, Cina, sampai Jepang. A. cerana telah berabad-abad dipelihara di walayah Asia, termasuk Indonesia. Cara pemeliharaannya sebagian masih tradisional, antara lain dengan menempatkannya didalam gelodok atau tempat sederhana lainnya. Pemeliharaan secara modern yang telah dilakukan dalam kotak stup yang dapat dipindah-pindahkan. Di Indonesia A. cerana memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi iklim setempat sehingga lebah ini banyak mendapatkan perhatian. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pembudidayaan A. cerana adalah keagresifannya dan seringkali berpindah tempat. Selain itu, belum ada standar ukuran stup. Produktivitas madu A. cerana di Indonesia rendah antara 1-5 kg per koloni per tahun.
Lebah Apis cerana termasuk serangga yang hidupnya membentuk koloni atau masyarakat. Anggota koloni masyarakat lebah Apis cerana terdiri dari 3 kasta, yaitu seekor ratu (queen), ribuan lebah pekerja (worker), dan ratusan lebah jantan (drone), (Siswowijoto, 1991).

B.     Tujuan

Tujuan praktikum acara mengenal kasta lebah madu adalah untuk mengetahui kasta-kasta dalam koloni lebah madu.


II. MATERI DAN METODE
A.    Materi
Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum apikultur adalah topi penutup kepala dan muka, kamera, glodog, stup beserta frame, lup, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum apikultur adalah lebah jantan, lebah ratu, dan lebah pekerja.

B.     Metode
Cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Letakkan lebah ratu, lebah pekerja, dan lebah jantan di atas kertas dengan permukaan yang rata dan warna yang kontras dengan warna tubuh lebah madu.
2.    Diamati perbandingan panjang sayap dan panjang tubuh dari ketiga jenis kasta.
3.    Diukur panjang tubuh masing-masing kasta tersebut.
4.    Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan menggunakan kamera.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil

               
       Gambar 1. Lebah pekerja                               Gambar 2. Lebah jantan
                                                                       
        Gambar 3. Lebah Ratu                               Gambar 4. Sisiran lebah madu
            
      Gambar 5. Stup                               Gambar 3. Koloni lebah madu        



B.     Pembahasan

a.    Lebah ratu (Queen)
Lebah ratu dilihat dari jenis kelaminnya termasuk lebah betina sempurna, sehingga mampu menghasilkan telur, selama hidupnya lebah ratu berfungsi menghasilkan telur. Lebah induk ini betul-betul merupakan induk dari seluruh anggota koloninya. Lebah ratu merupakan anggota koloni yang mampu berkembang sempurna dengan ukuran tubuhnya paling besar dibanding dengan anggota koloni yang lain. Ukuran sayap lebah ratu lebih pendek dari perutnya dan ukuran kira-kira setengah panjang perutnya. Ukuran tubuhnya paling besar dan sedikit lebih berat dari lebah jantan dan umumnya berukuran lebih dari 3,7mm.
Lebah ratu mengalami musim perkawinan hanya sekali dalam hidupnya. Perkawinanya dilakukan di alam terbuka dalam keadaan terbang bebas. Lebah ratu ini dapat melakukan beberapa kali kawin dengan beberapa ekor lebah jantan yang terseleksi yaitu mampu terbang dengan cepat dan mampu mengejar lebah ratu pada waktu terbang bebas. Lebah ratu akan mendapatkan spermatozoa dari lebah jantan yang dapat mengawininya. Spermatozoa yang diberikan oleh lebah jantan yang jumlahnya cukup banyak disimpan dalam kantong spermatheca. Pada umumnya lebah ratu mampu melakukan perkawinan selama 4 hari dan mampu melakukan perkawinan dengan beberapa lebah jantan. Pada waktu masa perkawinan lebah berlangsung maka lebah ratu bersama-sama lebah jantan segera jatuh ke tanah. Alat genital dari lebah jantan akan segera terlepas dan tertinggal di dalam tubuh lebah ratu. Lebah jantan segera mati sedangkan lebah ratu akan masuk ke sarangnya. Setelah 4 jam kemudian alat genital dari lebah jantan pecah dan kemudian dilepaskan sedangkan lebah ratu tersebut dapat terbang lagi. Selanjutnya lebah ratu ini akan melangsungkan perkawinan lagi untuk yang kedua. Setelah perkawinannya selesai lebah akan jatuh dan lebah ratu kembali ke sarangnya untuk selanjutnya setelah 4 jam dapat melakukan perkawinan lagi apabila spermatozoa di dalam spermatheca belum penuh lebah ratu akan terbang untuk melakukan perkawinan yang ke tiga bahkan dapat juga yang ke empat kalinya. Apabila spermatozoa di alam spermatheca lebah ratu telah cukup maka lebah ratu akan kembali ke saranganya. Lebah ratu yang telah kawin dan kembali ke sarangnya mungkin dapat tetap berada di sarang asalnya atau terbang berpindah ke tempat lain dengan membawa lebah pekerjanya. Setelah 2 atau 3 hari lebah ratu selesai melakukan perkawinan maka lebah ratu akan mulai bertelur. Lebah ratu dapat bertelur secara terus menerus selama 2 sampai 3 tahun tanpa melakukan perkawinan lagi. Kemampuan bertelur lebah ratu mencapai 500 sampai 2000 butir setiap tahunnya. Untuk setiap jam lebah ratu ini mampu bertelur antara 41-68 butir. Semakin tua kemampuan lebah ratu untuk bertelur semakin berkurang. Telur-telur tersebut dapat menghasilkan lebah pekerja apabila perkembangan organ genitalnya tidak berkembang sempurna. Sedangkan telur yang menghasilkan larva yang dipelihara dengan baik sehingga perkembangan organ genitalia dapat sempurna berkembang menjadi lebah ratu. Bagi telur-telur yang tidak dibuahi yaitu tidak mampu atau tidak bertemu dengan spermatozoa maka telur tersebut dapat berkembang secara parthenogenesis untuk menghasilkan lebah jantan. Lebah ratu yang muncul dan kembali ke sarangnya dapat melakukan pertarungan dengan lebah ratu induknya karena lebah ratu mampu mengegat untuk berkali-kali tanpa dengan melepaskan kantong sengatnya. Apabila lebah ratu tidak mampu bertahan maka akan hijrah dari sarangnya mencari tempat yang baru bersama-sama lebah jantan dan lebah pekerja yang lain untuk membentuk koloni baru. Dalam keadaan yang demikian maka koloni lebah dapat mengecil atau ditinggal sama sekali sehingga sarangnya di tinggal dan peternakan lebah dapat gagal. Untuk itu disekitar sarang-sarng lebah dapat ditempatkan perangkap-perangkap lebah dengan menggunakan glodok atau kotak lebah yang ditempatkan tidak jauh dari sarangnya.
Lebah ratu pada umumnya hidup 5 sampai 7 tahun tetapi kemampuan bertelurnya hanya berkisar antara 2-3 tahun saja. Hal ini dapat dilihat dari keadaan sarangnya yang semakin berkurang isi anakan lebahnya. Telur-telur ditempatkan oleh lebah ratu pada sel-sel ratu pada sisiran yang telah dipersiapkan serta dibersihkan oleh lebah pekerja. Jumlah telur yang di masukkan dalam tiap sel tidak selalu satu butir tetapi dapat beberapa butir telur. Tetapi dalam perkembangan telur tersebut biasanya hanya satu butir telur saja yang mampu menetas menjadi larva. Ratu dalam menempatkan telur-telurnya dilakukan secara bergerombol pada sel-sel sisiran pada satu sisi saja. Untuk sisi yang lain biasanya di isi telur pada saat yang berbeda sehingga pada setiap sisiran sarang lebah tidak berisi keadaan perkembangan anakan lebah yang simetris.
Lebah ratu selama hidupnya hanya melakukan masa perkawinannya satu kali saja. Semakin tua produksi telurnya semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat dari keadaan anakan lebah pada setiap sisiran. Apabila sisir-sisir sarang lebah sudah jarang berisi anakan lebah atau berisi anakan lebah yang sebagian besar berisi pupa jantan hal ini menunjukkan bahwa keadaan ratu sudah tidak produktif  atau sudah tua. Hal ini sangat penting bagi peternak lebah karena keadaan ini sangat berhubungan dengan perkembangan koloninya yang berarti berhubungan dengan produksi madu dan produk budidaya lebah yang lainnya.
Setelah melakukan perkawinan tugas dari lebah ratu hanya menghasilkan telur-telur saja. Segala keperluan hidupnya semua dilayani oleh lebah-lebah pekerja yang bertugas menjaganya. Lebah ratu ini menghasilkan bau ratu yang khusus yang dikenal dengan Queen oudor. Dengan  bau ratu tersebut lebah pekerja dapat mengenali lebah ratu dan anggota koloninya. Bau ratu yang juga termasuk feromon ini diproduksi oleh lebah ratu melalui bagian tertentu pada kakinya. Feromon ini akan diambil oleh lebah pekerja yang mengerumuninya yang kemudian secara bertingkat ditularkan kepada lebah pekerja yang lainnya. Akibatnya semua lebah pekerja akan memperoleh feromon tersebut dengan tingkatan yang berbeda-beda. Dengan bau ratu inilah anggota koloni lebah mengenali anggota koloninya dan mengenal sarangnya sehingga lebah akan dapat kembali ke sarangnya dengan mudah.
Lebah ratu dapat juga menghasilkan telur-telur yang tidak dibuahi karena tidak bertemu dengan spermatozoa dalam kantong spermatheca. Telur-telur ini akan berkembang menjadi lebah jantan dengan tanda-tanda pada pupanya ditutup dengan bentuk yang cembung dan bertitik hitam dibagian tengahnya.
Lebah ratu ini harus bergerak aktif untuk meletakkan telur-telurnya dan juga memberi kemungkinan untuk mendekatkan dirinya pada anggota koloninya sehingga anggota koloninya akan mampu memperoleh bau ratu dengan mudah. Apabila bau ratu ini tidak dapat sampai pada anggota koloninya maka secara intrinsik lebah pekerja akan membuat atau mempersiapkan sel-sel ratu. Dari sel-sel ratu tersebut akan muncul ratu-ratu baru yang kemudian akan melakukan perkawinan.   

b.      Lebah pekerja (Worker)
Lebah pekerja merupakan anggata koloni yang terbanyak jumlahnya. Pada koloni yang baik dan ratunya masih muda dapat mencapai 60.000 ekor. Pada koloni yang kecil dan ratunya agak tua koloni megacil bahkan yang sudah tua dapat hanya beberapa ribu. Lebah pekerja mempunyai jenis kelamin betina tetapi dalam perkembangannya alat kelamin tidak berkembang sempurna sehingga mengalami kemunduran pada alat genital betinanya dan berakibat tidak mampu melakukan perkawinan selama hidupnya. Lebah pekerja bertugas melaksanakan semua aktivitas koloni lebah kecuali kawin dan bertelur saja. Merupakan anggota koloni yang badannya terkecil dengan warnanya agak kekuning-kuningan.
Lebah pekerja mempunyai alat untuk menyengat yang disebut alat sengat yang terdapat di ujung perutnya. Pada waktu menyengat lebah ini akan memasukkan alat sengatnya dan kemudian lebah bergerak memutar badannya sehingga alat sengat akan tertinggal pada benda yang disengat. Sengat selanjutnya akan terus berdenyut sehingga mampu memompa racun yang terdapat di dalamnya. Semakin lama memompanya semakin banyak racun yang dikeluarkannya sehingga mampu melemahkan musuhnya. Setelah sengat dilepaskan maka lebah pekerja akan mati beberapa jam kemudian akibat kerusakan bagian perutnya dan kehabisan tenaganya. Di dalam racun terdapat venom yang bermanfaat untuk membantu penyembuhan reumatik.
Lebah pekerja tidak dapat kawin dan juga dalam keadaan normal tidak dapat menghasilkan telur. Dalam keadaan koloninya mengalami gangguan misalnya koloni tersebut sudah tidak mempunyai ratu akibat ratu mati atau disebabkan ratu sudah tidak mampu menghasilkan telur maka lebah pekerja mampu menghasilkan telur. Telur-telur yang dihasilkan lebah pekerja ini akan menerus menjadi lebah jantan yang kecil akibat telur-telurnya tidak dibuahi.
Tugas lebah pekerja melakukan hampir semua kegiatan koloninya, kecuali kawin dan bertelur, dan tugas tersebut terbagi dengan baik kepada semua anggota lebah pekerja dan tugas pekerjaan tersebut disesuaikan dengan umur lebah pekerja. Berturut-turut perubahan tugas lebah pekerja sesuai dengan umurnya adalah sebagai berikut :
1.    Merawat lebah ratu, lebah pekerja, dan lebah jantan,
2.    Menerima cairan bunga (nektar) dan zat perekat serta tepung sari,
3.    Menjaga keamanan sarang dan koloninya,
4.    Merintis mencari tempat makanan,
5.    Mengatur suhu dan kelembaban dalam sarangnya,
6.    Membersihkan kandang atau sarangnya,
7.    Melaksanakan pekerjaan lapangan atau lebah lapangan.
Selain tugas-tugas tersebut masih juga lebah pekerja mempunyai tugas lain yang biasanya dilakukan oleh lebah pekerja yang umurnya sudah beberapa minggu, yaitu :
1.    Membuat dan memperbaiki sarang lebah (sisiran),
2.    Memelihara sarang yang retak-retak,
3.    Membuat makanan untuk lebah ratu dan larva lebah,
4.    Proses nectar menjadi madu,
5.    Menyimpan madu, tepung sari dan zat perekat serta menutup atau membuka tutup sel madu.
Tugas-tugas yang dilakukan oleh lebah pekerja di lapangan adalah :
1.    Mencari cairan bunga (nektar), zat perekat dan tepung sari,
2.    Mencari air.
Lebah pekerja dalam memenuhi kebutuhan makannya cenderung untuk jarak yang terdekat dan kepada satu jenis tanaman, terutama pada satu jenis tanaman yang terdapat pada satu daerah. Lebah pekerja dalam mencari makannya di lapangan tertarik kepada warna dan bau dari bunga-bunga di sekitarnya. Lebah pekerja dapat melihat warna-warna ultraviolet, biru, hijau, dan kuning. Untuk lebah Apis cerana lebih tertaril pada warna-warna kuning dan bau-bauan yang tidak terlalu harum.

c.       Lebah jantan (Drone)
Lebah jantan berasal dari telur yang dihasilkan oleh lebah ratu tetapi telur tersebut tidak mengalami pembuahan atau tidak bertemu dengan spermatozoa dalam kantong spermatheca. Telur-telur tersebut berkembang secara parthenogenesis dan akan menetas menjadi larva yang kemudian berkembang menjadi pupa jantan dan kemudian menjadi lebah jantan. Lebah ini mempunyai jenis kelamin sebagai lebah jantan yang sempurna. Lebah ini tidak mempunyai alat sengat. Mempunyai ukuran badan yang lebih besar daripada lebah pekerja tetapi lebih kecil dan lebih hitam daripada lebah ratu. Kepala lebah jantan lebih besar daripada lebah ratu maupun lebah pekerja dan mempunyai ujung segmen abdominal (pantat) yang membulat (tumpul) dan lebih besar dari pada lebah pekerja. Pada kepala terdapat belalai yang lebih pendek daripada belalai lebah pekerja sehingga tidak mampu untuk mengambil cairan bunga. Pada kepala terdapat kepala majemuk yang juga lebih besar daripada lebah pekerja. Lebah jantan tidak mampu mencari makan sendiri sehingga makanannya hanya mengambil dan memperoleh dari lebah pekerja. Lebah jantan mampu terbang dengan cepat dan menghasilkan bunyi yang lebih keras karena sayap lebah jantan lebih kuat. Kemampuan terbang ini sangat berhubungan dengan tugas utamanya yaitu mengawini ratu. Apabila lebah jantan ini dalam selang waktu 4 sampai 8 minggu tidak dapat berhasil mengawini ratu maka lebah jantan ini akan segera dibunuh oleh lebah pekerja dan demikian juga lebah-lebah jantan yang lain akan segera dibunuh oleh lebah pekerja setelah masa kawin atau ratu telah selesai kawin. Lebah jantan biasanya tidak pernah keluar sarangnya kecuali hanya untuk latihan terbang saja dan pada saat perkawinan.
Lebah jantan bertugas untuk mengawini ratu juga bertugas menjaga sarang dan membersihkan sarang dari kotoran. Pemunculan lebah jantan secara naluri akan merangsang lebah pekerja untuk membuat ratu baru karena pemunculan lebah jantan berasal dari telur yang tidak dibuahi yang berarti keadaan ratu secara naluri sudah menurun. Akibat lebih lanjut lebah pekerja akan membuat sel-sel ratu baru pada bagian bawah sisiran. Pupa lebah jantan mempunyai tanda-tanda yang mudah di bedakan. Selain ukuran sel pupa lebah jantan lebih besar daripada lebah pekerja juga pada bagian tengah tutupnya terdapat titik hitam dan tutup pupa lebih mengembung (membengkak) disbanding dengan tutup pupa lebah pekerja.


IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.        Kasta dalam lebah madu ada tiga, yaitu lebah ratu (queen), lebah pekerja (worker), dan lebah jantan (drone).


DAFTAR REFERENSI

Ambarningrum. 1990. Peningkatan Produksi Royal Jelly Lebah Madu Lokal dengan Pakan Tambahan. Skipsi Fakultas Biologi Unsoed.
Siswowijoto A. 1991. Bahan kuliah lebah madu (A. cerana) PAU. Hayati, ITB Bandung.
Widhiono, I. 1987. Pengamatan Tingkah Laku Lebah Pekerja dalam Kondisi tanpa Ratu. Laporan Penelitian Unsoed.
Widhiono, I. dan E, Ariyani. Usaha Penentuan Ras Lebah Madu yang Produktif di Jawa Tengah. Laporan Penelitian Unsoed.







1 komentar: