MENGENAL
KASTA LEBAH MADU
Oleh:
Rombongan : II
Kelompok : 2
Ahmad Nailul Basid B1J007012
Sovia Dewi Indriati B1J007030
Siti Solekha B1J0071
Aditya Widzantoko B1J0071
Elisabet R. R. B. H. B1J008017
LAPORAN
PRAKTIKUM APIKULTUR
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
BIOLOGI
PURWOKERTO
2010
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Lebah termasuk kelompok
serangga bangsa atau ordo Hymenoptera (sayap selaput) yang membesarkan sayapnya
dengan serbuk sari dan madu. Bangsa lebah beranggotakan 12.000 spesies. Selain
suku Apidae yang hidup berkoloni, ragam jenis serangga umumnya hidup soliter.
Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki beragam
sebutan. Di Jawa disebut tawon gung dan gambreng, di Sumatera Barat disebut
labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut
harinuan, di Kalimantan dan suku Belu (tetum terik) di Timor disebut wani dan
di Tataran Sunda lebih dikenal dengan sebutan tawon odeng.
Klasifikasi
lebah madu adalah sebagai berikut :
Kerajaan
: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis florea, Apis
koschevnikovi, Apis laboriosa, Apis mellifera.
Lebah
madu A. mellifera merupakan jenis
lebah utama yang dibudidayakan hampir disemua negara termasuk Indonesia. Lebah
ini banyak terdapat di Eropa seperti di Perancis Yunani, Spanyol, dan
Yugoslavia. Di Negara-negara tersebut, lebah yang utama dibudidayakan yaitu A. mellifera (lebah hitam atau lebah
coklat Eropa), A. mellifera ligustica
(lebah kuning Italia), dan A. mellifera
carnica (lebah kelabu karniola).
Lebah A.
cerana merupakan lebah madu asli Asia yang menyebar mulai Afganistan, Cina,
sampai Jepang. A. cerana telah
berabad-abad dipelihara di walayah Asia, termasuk Indonesia. Cara
pemeliharaannya sebagian masih tradisional, antara lain dengan menempatkannya
didalam gelodok atau tempat sederhana lainnya. Pemeliharaan secara modern yang
telah dilakukan dalam kotak stup yang dapat dipindah-pindahkan. Di Indonesia A. cerana memiliki daya adaptasi yang
tinggi terhadap kondisi iklim setempat sehingga lebah ini banyak mendapatkan
perhatian. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pembudidayaan A. cerana adalah keagresifannya dan
seringkali berpindah tempat. Selain itu, belum ada standar ukuran stup.
Produktivitas madu A. cerana di
Indonesia rendah antara 1-5 kg per koloni per tahun.
Lebah
Apis cerana termasuk serangga yang
hidupnya membentuk koloni atau masyarakat. Anggota koloni masyarakat lebah Apis cerana terdiri dari 3 kasta, yaitu
seekor ratu (queen), ribuan lebah pekerja (worker), dan ratusan lebah jantan
(drone), (Siswowijoto, 1991).
B.
Tujuan
Tujuan praktikum acara mengenal
kasta lebah madu adalah untuk mengetahui kasta-kasta dalam koloni lebah madu.
II. MATERI DAN METODE
A.
Materi
Alat-alat yang
digunakan pada saat praktikum apikultur adalah topi penutup kepala dan muka,
kamera, glodog, stup beserta frame, lup, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang
digunakan pada saat praktikum apikultur adalah lebah jantan, lebah ratu, dan
lebah pekerja.
B.
Metode
Cara kerja dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1.
Letakkan lebah ratu, lebah pekerja, dan lebah jantan di atas kertas dengan
permukaan yang rata dan warna yang kontras dengan warna tubuh lebah madu.
2. Diamati
perbandingan panjang sayap dan panjang tubuh dari ketiga jenis kasta.
3. Diukur
panjang tubuh masing-masing kasta tersebut.
4. Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan
menggunakan kamera.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil


Gambar 1. Lebah pekerja Gambar 2. Lebah jantan


Gambar 3. Lebah Ratu Gambar 4. Sisiran lebah
madu


Gambar 5. Stup Gambar 3. Koloni lebah madu
B.
Pembahasan
a.
Lebah
ratu (Queen)
Lebah ratu dilihat dari
jenis kelaminnya termasuk lebah betina sempurna, sehingga mampu menghasilkan
telur, selama hidupnya lebah ratu berfungsi menghasilkan telur. Lebah induk ini
betul-betul merupakan induk dari seluruh anggota koloninya. Lebah ratu
merupakan anggota koloni yang mampu berkembang sempurna dengan ukuran tubuhnya
paling besar dibanding dengan anggota koloni yang lain. Ukuran sayap lebah ratu
lebih pendek dari perutnya dan ukuran kira-kira setengah panjang perutnya.
Ukuran tubuhnya paling besar dan sedikit lebih berat dari lebah jantan dan
umumnya berukuran lebih dari 3,7mm.
Lebah ratu mengalami
musim perkawinan hanya sekali dalam hidupnya. Perkawinanya dilakukan di alam
terbuka dalam keadaan terbang bebas. Lebah ratu ini dapat melakukan beberapa
kali kawin dengan beberapa ekor lebah jantan yang terseleksi yaitu mampu
terbang dengan cepat dan mampu mengejar lebah ratu pada waktu terbang bebas.
Lebah ratu akan mendapatkan spermatozoa dari lebah jantan yang dapat mengawininya.
Spermatozoa yang diberikan oleh lebah jantan yang jumlahnya cukup banyak
disimpan dalam kantong spermatheca. Pada umumnya lebah ratu mampu melakukan
perkawinan selama 4 hari dan mampu melakukan perkawinan dengan beberapa lebah
jantan. Pada waktu masa perkawinan lebah berlangsung maka lebah ratu
bersama-sama lebah jantan segera jatuh ke tanah. Alat genital dari lebah jantan
akan segera terlepas dan tertinggal di dalam tubuh lebah ratu. Lebah jantan
segera mati sedangkan lebah ratu akan masuk ke sarangnya. Setelah 4 jam
kemudian alat genital dari lebah jantan pecah dan kemudian dilepaskan sedangkan
lebah ratu tersebut dapat terbang lagi. Selanjutnya lebah ratu ini akan
melangsungkan perkawinan lagi untuk yang kedua. Setelah perkawinannya selesai
lebah akan jatuh dan lebah ratu kembali ke sarangnya untuk selanjutnya setelah
4 jam dapat melakukan perkawinan lagi apabila spermatozoa di dalam spermatheca
belum penuh lebah ratu akan terbang untuk melakukan perkawinan yang ke tiga
bahkan dapat juga yang ke empat kalinya. Apabila spermatozoa di alam
spermatheca lebah ratu telah cukup maka lebah ratu akan kembali ke saranganya.
Lebah ratu yang telah kawin dan kembali ke sarangnya mungkin dapat tetap berada
di sarang asalnya atau terbang berpindah ke tempat lain dengan membawa lebah
pekerjanya. Setelah 2 atau 3 hari lebah ratu selesai melakukan perkawinan maka
lebah ratu akan mulai bertelur. Lebah ratu dapat bertelur secara terus menerus
selama 2 sampai 3 tahun tanpa melakukan perkawinan lagi. Kemampuan bertelur
lebah ratu mencapai 500 sampai 2000 butir setiap tahunnya. Untuk setiap jam
lebah ratu ini mampu bertelur antara 41-68 butir. Semakin tua kemampuan lebah
ratu untuk bertelur semakin berkurang. Telur-telur tersebut dapat menghasilkan
lebah pekerja apabila perkembangan organ genitalnya tidak berkembang sempurna.
Sedangkan telur yang menghasilkan larva yang dipelihara dengan baik sehingga
perkembangan organ genitalia dapat sempurna berkembang menjadi lebah ratu. Bagi
telur-telur yang tidak dibuahi yaitu tidak mampu atau tidak bertemu dengan
spermatozoa maka telur tersebut dapat berkembang secara parthenogenesis untuk
menghasilkan lebah jantan. Lebah ratu yang muncul dan kembali ke sarangnya
dapat melakukan pertarungan dengan lebah ratu induknya karena lebah ratu mampu
mengegat untuk berkali-kali tanpa dengan melepaskan kantong sengatnya. Apabila
lebah ratu tidak mampu bertahan maka akan hijrah dari sarangnya mencari tempat
yang baru bersama-sama lebah jantan dan lebah pekerja yang lain untuk membentuk
koloni baru. Dalam keadaan yang demikian maka koloni lebah dapat mengecil atau
ditinggal sama sekali sehingga sarangnya di tinggal dan peternakan lebah dapat
gagal. Untuk itu disekitar sarang-sarng lebah dapat ditempatkan
perangkap-perangkap lebah dengan menggunakan glodok atau kotak lebah yang
ditempatkan tidak jauh dari sarangnya.
Lebah ratu pada umumnya
hidup 5 sampai 7 tahun tetapi kemampuan bertelurnya hanya berkisar antara 2-3 tahun
saja. Hal ini dapat dilihat dari keadaan sarangnya yang semakin berkurang isi
anakan lebahnya. Telur-telur ditempatkan oleh lebah ratu pada sel-sel ratu pada
sisiran yang telah dipersiapkan serta dibersihkan oleh lebah pekerja. Jumlah
telur yang di masukkan dalam tiap sel tidak selalu satu butir tetapi dapat
beberapa butir telur. Tetapi dalam perkembangan telur tersebut biasanya hanya
satu butir telur saja yang mampu menetas menjadi larva. Ratu dalam menempatkan
telur-telurnya dilakukan secara bergerombol pada sel-sel sisiran pada satu sisi
saja. Untuk sisi yang lain biasanya di isi telur pada saat yang berbeda
sehingga pada setiap sisiran sarang lebah tidak berisi keadaan perkembangan
anakan lebah yang simetris.
Lebah ratu selama
hidupnya hanya melakukan masa perkawinannya satu kali saja. Semakin tua
produksi telurnya semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat dari keadaan anakan
lebah pada setiap sisiran. Apabila sisir-sisir sarang lebah sudah jarang berisi
anakan lebah atau berisi anakan lebah yang sebagian besar berisi pupa jantan
hal ini menunjukkan bahwa keadaan ratu sudah tidak produktif atau sudah tua. Hal ini sangat penting bagi
peternak lebah karena keadaan ini sangat berhubungan dengan perkembangan koloninya
yang berarti berhubungan dengan produksi madu dan produk budidaya lebah yang
lainnya.
Setelah melakukan
perkawinan tugas dari lebah ratu hanya menghasilkan telur-telur saja. Segala
keperluan hidupnya semua dilayani oleh lebah-lebah pekerja yang bertugas
menjaganya. Lebah ratu ini menghasilkan bau ratu yang khusus yang dikenal
dengan Queen oudor. Dengan bau ratu tersebut lebah pekerja dapat
mengenali lebah ratu dan anggota koloninya. Bau ratu yang juga termasuk feromon
ini diproduksi oleh lebah ratu melalui bagian tertentu pada kakinya. Feromon
ini akan diambil oleh lebah pekerja yang mengerumuninya yang kemudian secara
bertingkat ditularkan kepada lebah pekerja yang lainnya. Akibatnya semua lebah
pekerja akan memperoleh feromon tersebut dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Dengan bau ratu inilah anggota koloni lebah mengenali anggota koloninya dan
mengenal sarangnya sehingga lebah akan dapat kembali ke sarangnya dengan mudah.
Lebah ratu dapat juga
menghasilkan telur-telur yang tidak dibuahi karena tidak bertemu dengan
spermatozoa dalam kantong spermatheca. Telur-telur ini akan berkembang menjadi
lebah jantan dengan tanda-tanda pada pupanya ditutup dengan bentuk yang cembung
dan bertitik hitam dibagian tengahnya.
Lebah ratu ini harus
bergerak aktif untuk meletakkan telur-telurnya dan juga memberi kemungkinan
untuk mendekatkan dirinya pada anggota koloninya sehingga anggota koloninya
akan mampu memperoleh bau ratu dengan mudah. Apabila bau ratu ini tidak dapat
sampai pada anggota koloninya maka secara intrinsik lebah pekerja akan membuat
atau mempersiapkan sel-sel ratu. Dari sel-sel ratu tersebut akan muncul
ratu-ratu baru yang kemudian akan melakukan perkawinan.
b.
Lebah
pekerja (Worker)
Lebah pekerja merupakan
anggata koloni yang terbanyak jumlahnya. Pada koloni yang baik dan ratunya
masih muda dapat mencapai 60.000 ekor. Pada koloni yang kecil dan ratunya agak
tua koloni megacil bahkan yang sudah tua dapat hanya beberapa ribu. Lebah
pekerja mempunyai jenis kelamin betina tetapi dalam perkembangannya alat
kelamin tidak berkembang sempurna sehingga mengalami kemunduran pada alat
genital betinanya dan berakibat tidak mampu melakukan perkawinan selama
hidupnya. Lebah pekerja bertugas melaksanakan semua aktivitas koloni lebah
kecuali kawin dan bertelur saja. Merupakan anggota koloni yang badannya terkecil
dengan warnanya agak kekuning-kuningan.
Lebah pekerja mempunyai
alat untuk menyengat yang disebut alat sengat yang terdapat di ujung perutnya.
Pada waktu menyengat lebah ini akan memasukkan alat sengatnya dan kemudian
lebah bergerak memutar badannya sehingga alat sengat akan tertinggal pada benda
yang disengat. Sengat selanjutnya akan terus berdenyut sehingga mampu memompa
racun yang terdapat di dalamnya. Semakin lama memompanya semakin banyak racun
yang dikeluarkannya sehingga mampu melemahkan musuhnya. Setelah sengat
dilepaskan maka lebah pekerja akan mati beberapa jam kemudian akibat kerusakan
bagian perutnya dan kehabisan tenaganya. Di dalam racun terdapat venom yang
bermanfaat untuk membantu penyembuhan reumatik.
Lebah pekerja tidak
dapat kawin dan juga dalam keadaan normal tidak dapat menghasilkan telur. Dalam
keadaan koloninya mengalami gangguan misalnya koloni tersebut sudah tidak
mempunyai ratu akibat ratu mati atau disebabkan ratu sudah tidak mampu
menghasilkan telur maka lebah pekerja mampu menghasilkan telur. Telur-telur
yang dihasilkan lebah pekerja ini akan menerus menjadi lebah jantan yang kecil
akibat telur-telurnya tidak dibuahi.
Tugas lebah pekerja
melakukan hampir semua kegiatan koloninya, kecuali kawin dan bertelur, dan
tugas tersebut terbagi dengan baik kepada semua anggota lebah pekerja dan tugas
pekerjaan tersebut disesuaikan dengan umur lebah pekerja. Berturut-turut
perubahan tugas lebah pekerja sesuai dengan umurnya adalah sebagai berikut :
1. Merawat
lebah ratu, lebah pekerja, dan lebah jantan,
2. Menerima
cairan bunga (nektar) dan zat perekat serta tepung sari,
3. Menjaga
keamanan sarang dan koloninya,
4. Merintis
mencari tempat makanan,
5. Mengatur
suhu dan kelembaban dalam sarangnya,
6. Membersihkan
kandang atau sarangnya,
7. Melaksanakan
pekerjaan lapangan atau lebah lapangan.
Selain tugas-tugas
tersebut masih juga lebah pekerja mempunyai tugas lain yang biasanya dilakukan
oleh lebah pekerja yang umurnya sudah beberapa minggu, yaitu :
1. Membuat
dan memperbaiki sarang lebah (sisiran),
2. Memelihara
sarang yang retak-retak,
3. Membuat
makanan untuk lebah ratu dan larva lebah,
4. Proses
nectar menjadi madu,
5. Menyimpan
madu, tepung sari dan zat
perekat serta menutup atau membuka tutup sel madu.
Tugas-tugas yang
dilakukan oleh lebah pekerja di lapangan adalah :
1. Mencari
cairan bunga (nektar), zat perekat dan tepung sari,
2. Mencari
air.
Lebah pekerja dalam
memenuhi kebutuhan makannya cenderung untuk jarak yang terdekat dan kepada satu
jenis tanaman, terutama pada satu jenis tanaman yang terdapat pada satu daerah.
Lebah pekerja dalam mencari makannya di lapangan tertarik kepada warna dan bau
dari bunga-bunga di sekitarnya. Lebah pekerja dapat melihat warna-warna ultraviolet,
biru, hijau, dan kuning. Untuk lebah Apis
cerana lebih tertaril pada warna-warna kuning dan bau-bauan yang tidak
terlalu harum.
c.
Lebah
jantan (Drone)
Lebah jantan berasal
dari telur yang dihasilkan oleh lebah ratu tetapi telur tersebut tidak
mengalami pembuahan atau tidak bertemu dengan spermatozoa dalam kantong
spermatheca. Telur-telur tersebut berkembang secara parthenogenesis dan akan
menetas menjadi larva yang kemudian berkembang menjadi pupa jantan dan kemudian
menjadi lebah jantan. Lebah ini mempunyai jenis kelamin sebagai lebah jantan
yang sempurna. Lebah ini tidak mempunyai alat sengat. Mempunyai ukuran badan
yang lebih besar daripada lebah pekerja tetapi lebih kecil dan lebih hitam
daripada lebah ratu. Kepala lebah jantan lebih besar daripada lebah ratu maupun
lebah pekerja dan mempunyai ujung segmen abdominal (pantat) yang membulat
(tumpul) dan lebih besar dari pada lebah pekerja. Pada kepala terdapat belalai
yang lebih pendek daripada belalai lebah pekerja sehingga tidak mampu untuk
mengambil cairan bunga. Pada kepala terdapat kepala majemuk yang juga lebih
besar daripada lebah pekerja. Lebah jantan tidak mampu mencari makan sendiri
sehingga makanannya hanya mengambil dan memperoleh dari lebah pekerja. Lebah
jantan mampu terbang dengan cepat dan menghasilkan bunyi yang lebih keras
karena sayap lebah jantan lebih kuat. Kemampuan terbang ini sangat berhubungan
dengan tugas utamanya yaitu mengawini ratu. Apabila lebah jantan ini dalam
selang waktu 4 sampai 8 minggu tidak dapat berhasil mengawini ratu maka lebah
jantan ini akan segera dibunuh oleh lebah pekerja dan demikian juga lebah-lebah
jantan yang lain akan segera dibunuh oleh lebah pekerja setelah masa kawin atau
ratu telah selesai kawin. Lebah jantan biasanya tidak pernah keluar sarangnya
kecuali hanya untuk latihan terbang saja dan pada saat perkawinan.
Lebah jantan
bertugas untuk mengawini ratu juga bertugas menjaga sarang dan membersihkan
sarang dari kotoran. Pemunculan lebah jantan secara naluri akan merangsang
lebah pekerja untuk membuat ratu baru karena pemunculan lebah jantan berasal
dari telur yang tidak dibuahi yang berarti keadaan ratu secara naluri sudah
menurun. Akibat lebih lanjut lebah pekerja akan membuat sel-sel ratu baru pada
bagian bawah sisiran. Pupa lebah jantan mempunyai tanda-tanda yang mudah di
bedakan. Selain ukuran sel pupa lebah jantan lebih besar daripada lebah pekerja
juga pada bagian tengah tutupnya terdapat titik hitam dan tutup pupa lebih
mengembung (membengkak) disbanding dengan tutup pupa lebah pekerja.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Kasta dalam lebah madu
ada tiga, yaitu lebah ratu (queen), lebah pekerja (worker), dan lebah jantan
(drone).
DAFTAR REFERENSI
Ambarningrum.
1990. Peningkatan Produksi Royal Jelly Lebah Madu Lokal dengan Pakan Tambahan.
Skipsi Fakultas Biologi Unsoed.
Siswowijoto A. 1991. Bahan kuliah lebah madu (A. cerana) PAU. Hayati, ITB Bandung.
Widhiono,
I. 1987. Pengamatan Tingkah Laku Lebah Pekerja dalam Kondisi tanpa Ratu.
Laporan Penelitian Unsoed.
Widhiono,
I. dan E, Ariyani. Usaha Penentuan Ras Lebah Madu yang Produktif di Jawa
Tengah. Laporan Penelitian Unsoed.
Terima kasih atas informasinya ... Boleh dishare kah ?
BalasHapus