Selasa, 20 Januari 2015

Saat Semangat Memperjuangkan Mimpi Berkurang, Inilah yang Harus Kamu Pikirkan Ulang

Artikel yang menginspirasimu mengejar mimpi ini dipersembahkan oleh Heineken. Berapa banyak impianmu yang belum lunas sampai hari ini?

Coba lihat lagi dirimu. Sebagai manusia yang sudah sekian lama menjalani hidup, tuntaskah sudah semua impianmu? Apakah kamu bisa dengan bangga mengatakan bahwa kamu sudah berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan semua impian di hadapan mata?
Mimpi memang amunisi paling jawara bagi mereka yang tak ingin hidupnya biasa-biasa saja. Dengan mimpi tergenggam erat di tangan, semua harapan seakan bisa diwujudkan. Melalui impian yang diyakini sepenuh hati — semua masalah bisa dihadapi. Tapi sayang, mewujudkan mimpi tak semudah cerita para motivator. Perjuangan meraih mimpi bisa membuatmu bekerja keras sampai harus meringis menahan sakit.
Buat kamu yang sekarang sedang bimbang harus terus memperjuangkan mimpi atau berhenti — tulisan ini layak jadi bahan renungan demi melecutkan semangat yang sempat mati.


1. Setiap rasa enggan menyerang, putar kembali ingatan tentang betapa keras kamu pernah berjuang

Ingat lagi betapa kamu pernah berjuang mati-matian
Ingat lagi betapa kamu pernah berjuang mati-matian via www.wetheurban.com
Ketika rasa ingin menyerah itu datang, cara termudah untuk membangkitkan semangat adalah dengan jadi penghitung handal bagi semua pengorbananmu selama ini. Keluarkan kalkulator dan sempoa imajinermu, hitung baik-baik betapa sering kamu berjibaku.
Hitung dengan teliti berapa banyak tenaga yang sudah kamu keluarkan, betapa banyak pengeluaran yang sudah kamu ikhlaskan, berapa malam-malam panjang yang membuat waktu tidurmu tergadai demi sebuah impian yang belum juga terjangkau tangan.
Tidakkah semua pengorbanan itu harus menemukan titik temu? Berhenti sekarang hanya akan membuat impian yang belum tercapai terus menghantuimu


2. Ingat lagi bagaimana semangatmu pernah terbakar. Dulu matamu berbinar hanya dengan berandai-andai bagaimana bahagianya saat mimpimu benar-benar jadi kenyataan

You were once so passionate about your dream
You were once so passionate about your dream via tuningpp.com
Ada masanya kamu pernah jadi orang yang paling optimis sedunia. Kamu yang bercita-cita jadi pilot pernah mengumpulkan miniatur pesawat hanya untuk menghapal setiap bagiannya di luar kepala. Kamu yang bercita-cita jadi wartawan pernah membaca buku banyak-banyak sepanjang liburan sekolah demi menambah kosa kata dan diksi agar makin kaya. Impianmu jadi gitaris handal membuatmu rela kelaparan karena menabung demi membeli senar.
Bahkan kamu yang tak suka Fisika dan Kimia pun rela berlama-lama di depan kertas buram dan coretan rumus agar bisa lulus tes seleksi pendidikan dokter. Impian yang sekarang membuatmu hampir menyerah ini adalah bahan bakar yang sama yang pernah membuat matamu berbinar-binar. Lalu kenapa sekarang amunisi ini justru membuatmu gentar?


3. Hidup adalah tentang melunasi mimpi. Jika sekarang kamu berhenti — tak takut menyesalkah dirimu nanti?

Hidup adalah tentang melunasi mimpi yang terejawantah jadi janji
Hidup adalah tentang melunasi mimpi yang terejawantah jadi janji via jpegimagephotography.com
Masa muda panjangnya tak seberapa. Waktu akan berlalu dengan cepat, tanpa melibatkan waktu tenggat waktu. Saat ini bisa jadi kamu masih mahasiswa yang merasa punya banyak waktu untuk berleha-leha. Tapi 2-3 tahun lagi kamu sudah bertransformasi jadi orang dewasa muda yang punya banyak kewajiban.
Selagi masih punya waktu dan tenaga, kenapa tidak memaksimalkan segala upaya? Kejar cita-citamu yang ingin merasakan pengalaman kuliah di luar negeri lewat program exchange student, wujudkan angan-anganmu memperkaya CV dengan jadi relawan di kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan oleh NGO lokal, masukkan karyamu ke media besar agar bakat terpendammu bisa didengar khalayak luas.
Jika mimpi-mimpi itu belum terlunasi, sampai nanti pun kamu masih akan terus dihantui. Ruang kecil di dalam hati yang berisi penyesalan tak akan membuatmu pernah merasa nyaman.


4. Bersembunyi dari mimpimu sendiri justru membuatmu jadi pecundang yang tak berani menghadapi kenyataan

Bersembunyi dari mimpimu sendiri justru membuatmu jadi pecundang
Bersembunyi dari mimpimu sendiri justru membuatmu jadi pecundang via imgkod.com
Kamu boleh punya impian-impian besar. Kamu pun boleh jadi orang berpikiran cemerlang yang mengantungi gagasan-gagasan mengagumkan. Tapi semua tak akan ada artinya jika untuk memulai saja kamu tak punya keberanian. Mimpi-mimpi besar itu hanya akan jadi awan mendung yang menggumpal di udara.
Ada perbedaan besar antara pemimpi yang bekerja keras sampai berdarah-darah demi mewujudkan semua angan, dan mereka yang hanya bisa bicara tanpa melakukan apa-apa. Dalam setiap impian yang muncul di pikiran kamu selalu punya pilihan untuk jadi pejuang yang rela bersaing di medan perang atau bersembunyi di balik tirai nyaman dan jadi pecundang.



5. Takut kecewa karena kegagalan itu wajar. Tapi kecewa karena pernah mencoba adalah bukti sebuah perjuangan yang tegar

tumblr_lxm8jezupx1qbci00o1_1280
Kamu yang merasa punya hobi menulis tapi tak kunjung mengirimkan karya ke media bisa jadi tertahan karena takut akan penolakan. Atau bagimu yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi — takut menghadapi dosen, takut menghadapi kebodohan diri sendiri, takut melihat teman-teman yang lulus duluan — membuatmu malas berjuang.
Sebagai manusia tentu wajar kalau kamu takut gagal dan kalah. Tapi perjuangan terbaik adalah yang dihadapi dengan gagah berani sembari mengerahkan semua tenaga. Di akhir hari, meskipun gagal, kamu akan bersyukur kamu pernah mencoba. Jejak kekecewaan itu pasti tetap tertinggal di dada, namun rasa penasaran hanya akan menyiksamu selamanya.


6. Berdamai dengan kekecewaan memang menyiksa. Namun bersahabat dengan penyesalan akan jauh lebih menyesakkan dada

Penyesalan akan jauh lebih sulit dihadapi dibanding kekecewaan
Penyesalan akan jauh lebih sulit dihadapi dibanding kekecewaan via galleryhip.com
Setiap rasa enggan berjuang menyerang, panggil kembali rasa kecewa yang pernah menghampirimu dalam hidup. Resapi rasanya, camkan perasaan yang ada di dalam kepala. Sakit? Pasti. Tapi kekecewaan karena kegagalan itu tak sebanding dengan perihnya lubang menganga yang muncul karena penyesalan.
Penyesalan karena tak pernah mencoba, penyesalan karena tak berani menantang diri sendiri, rasa menyesal karena memilih bersembunyi di balik zona kenyamanan yang memabukkan diri. Semua perasaan itu hanya akan membuatmu tak bisa memaafkan diri sendiri. Dan bukankah maaf yang paling sulit adalah maaf yang diberikan pada diri sendiri?


7. Hanya butuh satu langkah awal untuk mulai mewujudkan impian. Setelahnya, tapakmu selanjutnya akan jauh lebih ringan

2014-11-18-DSC06041
Seperti skripsi yang harus dimulai dari bab 1, langkah mewujudkan mimpi juga harus diawali dari satu langkah sederhana dulu.
Kamu yang ingin traveling ke pulau terluar Indonesia bisa mulai jalannya dengan rajin menyambangi laman maskapai yang sering menawarkan tiket promo. Baca blog travel blogger Indonesia demi mendapatkan semangat berpetualang seperti mereka. Selanjutnya tentu kamu perlu menabung agar impianmu tak hanya jadi angan-angan saja.
Setelah langkah pertama terhela, jalan-jalan lain akan terbuka. Kamu bisa mendapatkan kenalan sesama pejalan yang bisa jadi teman perjalanan, setelah rajin menyambangi forum traveling lokal kamu pun bisa dapat host yang mau menampungmu di destinasi impian hingga kamu tak keluar uang untuk penginapan. Dalam mewujudkan mimpi langkah pertama memang yang paling sulit, namun setelah langkah ini bisa dihela jalan selanjutnya akan lebih ringan.


8. Jika semua alasan terasa tak bisa mendorongmu untuk berjuang, bayangkan hangatnya hatimu saat meraih keberhasilan. Bayangkan juga senyum syukur dari orang-orang tersayang

Visualisasikan senyum orang-orang tersayang
Visualisasikan senyum orang-orang tersayang via howibecametexan.com
Saat impian pribadi tak cukup jadi alasan kuat untukmu mengambil langkah meraih mimpi, harapan orang-orang terdekat bisa jadi penyemangat yang tak kalah hebat. Bayangkan hangatnya hatimu saat keberhasilanmu mengukirkan senyum di wajah ayah dan ibumu. Bayangkan wajah terharu pacar, suami, atau istrimu saat mereka mendengar berita soal keberhasilanmu.
Jadi pribadi yang gigih mengejar mimpi bukan cuma soal memenuhi hasrat dalam diri. Ada orang-orang yang juga akan merasa sangat bahagia jika impianmu terealisasi.

9. Hidup yang berarti adalah hidup yang diperjuangkan. Berarti atau tidaknya hidupmu dimulai dari kegigihanmu memperjuangkan impian

Karena hidup yang berarti adalah hidup yang diperjuangkan
Karena hidup yang berarti adalah hidup yang diperjuangkan via www.thebridelink.com
Dalam sebuah percakapan dengan seorang pria paradoks yang hobi naik gunung,mblusuk hutan, jadi aktivis di jalanan, dan punya idealisme kuat terucap sebuah perkataan yang sampai hari ini masih tertancap di kepala:
“Hidup yang tidak diperjuangkan tidak akan berarti apa-apa.”
R.E.L, penggiat mimpi-mimpi dari Jogja.
Hal yang sama pun diamini oleh seorang gadis pejalan yang dengan lantang menuliskan impian sederhana yang sering dianggap tak lazim bagi masyarakat kita. Impiannya sederhana, tak membutuhkan keharusan jadi kaya atau keharusan jadi mapan seperti orang kebanyakan. Begini katanya,
“Jika orang lain ingin punya rumah atau mobil mewah, saya ingin punya yacht kecil yang dapat membawa saya dan suami berlayar hingga ke Banda Neira. Entah mengapa, saya tergila-gila pada pulau kecil penghasil pala ini hingga bermimpi suatu saat bisa tinggal di sana.”
M.W.K, gadis yang teguh mewujudkan mimpi. Sekarang bekerja di sebuah NGo yang fokus pada pendidikan.
Ternyata sesederhana itu cara mengukur kualitas kita sebagai manusia. Seberapa kuat kita memperjuangkan mimpi, maka dalam ukuran itu kita layak dihargai. Segala keputusan kembali ke tanganmu — manusia seperti apakah kamu ingin diingat di akhir hari? Dia yang pecundang kah? Atau dia yang gigih mewujudkan mimpi yang telah terejawantah jadi janji?


10. Sesungguhnya tak ada alasan untuk tidak berusaha. Segila apapun impianmu, asal ada upaya — semesta akan membantu untuk mewujudkannya

Semesta adalah ibu yang baik bagi mimpi-mimpimu
Semesta adalah ibu yang baik bagi mimpi-mimpimu via www.huffingtonpost.com
Sebutkan impian tergilamu yang rasanya tak akan pernah bisa diwujudkan.
Kuliah di Sciences Po, Le Havre, Perancis untuk mendalami tentang Korea Utara?
Bertoga di Gunung Rinjani demi merayakan keberhasilanmu sudah diwisuda?
Mengambil jeda 1 tahun sebelum mulai bekerja untuk mendalami kord gitar Lamb of God yang terkenal maha dahsyat susahnya?
Atau menikah muda selepas lulus kuliah meskipun masih jadi freelance yang gajinya tak seberapa?
Alasan terlalu mahal, tidak berani mengambil risiko, tak punya waktu, sampai takut karena impian itu terdengar tak masuk akal boleh jadi alibimu. Tapi yakinlah pada semesta, dia bukan Ibu tiri jahat yang tak mau mendengar semua permintaan anaknya. Semesta sangat baik hati, dia akan membukakan pintu bagi mereka yang mau menyingsingkan lengan demi berjuang meraih mimpi.

Kali ini semesta dan Heineken berkolaborasi untuk berani mewujudkan impianmu yang sudah terlalu lama tidak dilunasi

Heineken, a gate for your dream
Heineken, a gate for your dream via getcraft.go2cloud.org

Heineken The Dream Island ada untuk membuat para cowok berani mengungkapkan dan mengejar impian mereka yang sudah terlalu lama dibiarkan. Bukan cuma sekadar memantik semangatmu mengejar mimpi, Heineken pun telah menyediakan hadiah menarik buat kamu yang mau berbagi.
Caranya gampang, kamu hanya harus mengunggah video berdurasi 15-30 detik tentang impianmu yang sampai sekarang belum juga terwujud di Vine, Path, Twitter, dan Facebookmu. Ceritakan apa impian terbesarmu, dan apa yang menyebabkan langkahmu mengejarnya masih terhenti sampai hari ini.
Pastikan post-mu menggunakan tagar #TakeMeToDreamIsland dan mention@HeinekenID. Atas keberanianmu menceritakan dan kembali mengejar impian, kamu yang terpilih akan mendapatkan paket liburan ke Kepulauan indah impianmu dan bisa mengajak 1 temanmu (bebas mau cewek atau cowok) untuk ikut serta. Mau pergi ke mana dan bagaimana liburanmu di sana, bebas! 
Selengkapnya tentang cara ikut serta dalam kompetisi bisa kamu lihat di tautan ini.

Selamat berjuang mewujudkan mimpi! Semoga hanya hal-hal baik yang terjadi dalam proses perjuanganmu.

Kamis, 15 Januari 2015

10 Jenis Sholat yang Tidak Diterima Allah

RASULULLAH saw bersabda: “Islam dibangun di atas lima hal; bersaksi bahwa tidak ada sesembahan  yang berhak disembah dengan benar kecuali Allâh  dan Nabi Muhammad adalah utusan Allâh, menegakkan shalat….”  (HR Bukhâri dan Muslim).
Seorang Muslim tentu sudah paham betul bahwa sholat merupakan tiang dari dien ini. Oleh karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, kaum muslimin berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah Allâh Ta’ala, mengambil air wudhu, kemudian berbaris rapi di belakang imam shalat mereka. Mulailah kaum muslimin tenggelam dalam dialog dengan Allâh Ta’ala dan begitu khusyu’ menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan setelah usai, masing-masing kembali pada aktifitasnya.
Imam Hasan al-Bashri rahimahullâh pernah mengatakan: “Wahai, anak manusia. Shalat adalah perkara yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat”.
Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw juga bersabda: “Barang siapa yang memelihara sholat, maka sholat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara sholat, maka sesungguhnya sholat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya.” (Tabyinul Mahaarim).
Kemudian Rasulullah saw juga bersabda bahwa: “10 orang sholatnya tidak diterima oleh Allah swt, di antaranya:
1. Lelaki yang sholat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Lelaki yang mengerjakan sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Lelaki yang melarikan diri.
5. Lelaki yang minum arak tanpa mau meninggalkannya (taubat).
6. Perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Perempuan yang mengerjakan sholat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba’.
10. Orang yang sholatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan munkar.”
Sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang sholatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya sholatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah swt dan jauh dari Allah.” Hassan r. a berkata : “Kalau sholat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan sholat. Dan pada hari kiamat nanti sholatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.” [sa/islampos/berbagaisumber]

10 Perilaku Durhaka Istri Terhadap Suami

1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna

Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.
Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.
2. Nusyus (tidak taat kepada suami)
Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.
Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:
  • Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
  • Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
  • Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah
  • Lalai dalam melayani suami
  • Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya
  • Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya
  • Keluar rumah tanpa izin suami
  • Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.
Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.
3. Tidak menyukai keluarga suami
Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.
4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.
5. Kurang berterima kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”
6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.” Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.
Ajaib!! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya,  maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertobat,  satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan,  masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu,  bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)
Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini , jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri,  jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)
7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu’Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]
8. Sibuk di luar rumah
Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.
9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.
10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.
Demikian beberapa kesalahan-kesalahan istri yang terkadang dilakukan kepada suami yang seyogyanya kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap istri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.
Amiin Yaa Robbal’alamiin…

sumber: www.wanitamasakini.com